Deswati

Pagi itu saya dan teman-teman sudah bersiap menuju lokasi demo. Saya dan teman-teman hari itu akan menghadiri demo di kota ini, untuk yang ket...

Selengkapnya
Navigasi Web
Mengikuti Jejak Sang Pendidik
Sumber: Desain Penulis-Canva

Mengikuti Jejak Sang Pendidik

Mengikuti Jejak Sang Pendidik

Catatan CGP-6

#Tantanganmenulisgurusianaharike-171#

Oleh: Deswati, M.Pd

Pengembangan potensi anak didik melalui proses pembelajaran di sekolah mulai dari dalam kelas. Siswa adalah objek yang dijadikan oleh guru tempat memberikan dan mencurahkan ilmu pengetahuan. Pengajaran yang diterima oleh siswa yang bertujuan untuk meningkatkan kompetensinya.

Ketuntasan pembelajaran yang menjadi tujuan yang tidak bisa ditawar. Bukan hanya guru yang menginginkan seperti itu, tapi sistem pendidikan yang selama ini menuntut demikian sehingga terkadang mengabaikan proses yang di lalui. Orientasi pendididikan dan pengajaran adalah perolehan nilai kognitif. Seorang siswa berhasil dalam Pendidikan dengan indikator mendapatkan nilai yang baik dengan hasil ujian yang tinggi.

Terkait dengan adanya orientasi hasil dari pembelajaran pada nilai, maka pendidik tidak lagi mengingat bahwa Pendidikan itu adalah persemaian benih kebudayaan. Tetapi Pendidikan itu tidak lebih dari pencapaian hasil belajar yang ukurannya nilai kognitif semata tanpa memperhatikan persemaian benih yang harus tumbuh dan berkembang sesuai dengan potensinya.

Pendidikan mengedepankan hasil kognitif ini mengakibatkan siswa tidak lagi dapat berkembang sesuai potensinya, Pemaksaan akan hasil semata menyebabkan siswa tidak mandiri. Siswa merasa takut untuk berbuat, menyampaikan pendapat, Takut kalau salah yang akan menyebabkan dirinya merasa malu dan menjadi pengalaman buruk.

Satu penyebab, dihapuskannya Ujian Nasional sebagai tolak ukur keberhasilan siswa dalam melalui pembelajaran pada suatu tingkatan. Potensi anak didik tidak sama satu dengan yang lainya, Siswa memiliki karakteristik. Pendidik hendaknya memandang siswa sebagai anak manusia yang berkembang sesuai dengan kodrat alam dan zamannya.

Sebagai pendidik seharusnya membiarkan siswa bergerak sesuai dengan orbitnya. Pendidikan dilakukan dengan bersandar pada sistem Among. Sistem ini berazaskan kekeluargaan, dengan cara asah, asih dan asuh.

Siswa dalam pembelajaran harus ditumbuh sesuai dengan kodratnya. Kodrat anak dalam berkembang adalah bermain. Oleh karena itu menciptakan pembelajaran yang diminati oleh siswa. Agar siswa merdeka dalam belajar. Pengajaran dengan bermain memiliki daya cipta, rasa dan karsa sehingga melahirkan karakter yang baik. Hal ini sesuai dengan sistem Among berazaskan kekeluargaan.

Pendidikan di sekolah tidak akan berhasil jika tidak adanya dukungan Pendidikan dari keluarga dan masyrakat. Keluarga adalah tempat Pendidikan yang pertama dan yang utama dalam sistem Among. Sekolah meneruskan azas kekeluargaan. Selanjutnya masyarakat “Learning by doing”, sangat berperan dalam Pendidikan itu.

Pendidikan di sekolah harus sejalan dengan Pendidikan di rumah dan juga di masyakarat agar siswa tidak tercerabut dari akar budayanya. Berdasarkan pengalaman yang sudah dilalui maka saya akan melakukan tindakan yang nyata untuk merubah keadaan yang sudah terjadi.

Pengajaran mengedepankan proses perkembangan siswa sesuai dengan kodrat alam dan zamannya. Pendidikan dengan memulai dari diri, menyesali pengajaran yang telah dilakukan dan merubahnya. Aksi nyata itu dalam bentuk diri sebagai contoh kepada siswa bahwa pendidik itu harus tulus dalam melakukan Pengajaran. Tidak ada lagi pemaksaan terhadap pembelajaran yang tidak menyenangkan.

Berusaha memberikan pembelajaran dengan cara “dollan”. Sehingga kebebasan bermain dapat memberikan daya cipta, rasa, dan karsa, yang melahirkan tenaga untuk melahirkan karakter yang baik.

Aksi nyata dimulai dengan mengidentifikasi karakteristik siswa sebagai langkah awal untuk merancang pembelajaran. Menghambakan diri kepada siswa, dengan tulus dan ikhlas dalam merubah laku siswa dalam proses pembelajaran. Agar siswa dapat menjadi merdeka, dalam arti menjadi mandiri. Siswa memiliki kebebasan dengan kewajiban menghormati kebebasan orang lain, sesuai dengan kebebasan menurut pemikiran KHD, bukan bebas menurut Maria Montesorri.

Pekanbaru, Selasa 27 Oktober 2020

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Terima kasih sudah berbagi ilmu semoga bermanfaat. Salam semangat.

31 Oct
Balas



search

New Post