Luring Vs Daring
Luring Vs Daring
#Tantanganmenulisgurusianaharike-95#
Oleh: Deswati, M.Pd
Mengajar tatap muka di sekolah sebelum masa pandemi, sudah biasa dilakukan oleh pendidik seperti bu Ana. Masa pandemic pembelajaran secara daring. Di awal pembelajaran daring memang bu Ana yang merasa kesulitan, tetapi setelah satu semester berjalan, maka bu Ana menjadi terbiasa. Menjadi biasa karena sudah terbiasa. Meskipun sesuatu yang baru, sehingga mengajar secara daring, tidak lagi menjadi tantangan yang berat.
Ternyata mengajar secara luring di masa pandemi ini, sangat berat dirasakan. Mengapa demikian? Selama pandemi, bu Ana hanya memantau pembelajaran Vivin. Dengan cara bertanya dan melihat lihat apakah Vivin belajar atau tidak.
Ketika pagi hari sebelum berangkat ke sekolah, bu Ana membiasakan putri nya itu untuk belajar di pagi hari meskipun tidak virtual. Sebelum berangkat bu Ana memastikan putrinya apa sudah belajar atau masih main-main.
Bu Ana: dek, belajar apa sekarag nak
Vivin: belajar Bahasa arab
Bu Ana: kok cepat sekali selesainya dek
Vivin: Iya, sudah selesai
Meskipun vivin setiap hari belajar, belum pernah bu Ana mengikuti apa materi pelajaran putrinya itu. Malam itu bu Ana ingin mengetahui sesuatu dari laptop Vivin, terkait dengan aplikasi yang ada dalam laptop Vivin.
Bu Ana; dek pinjam ibu laptopnya ya
Vivin: adek mau pakai bu, ada tugas yang harus adek kerjakan
Bu Ana: sebentar, ibu hanya lihat aja, aplikasi powerpoint di laptop ini,
Bu Ana membuka powerpoint dan mencoba membuat video presentasi untuk satu slide, dan Vivin melihat, saat itu bu Ana berbagi pada putrinya bagaimana membuat video presentasi di laptopnya, ternyata lebih mudah dan lebih lengkap menunya, karena langsung tampil yang presentasi wajah bu Ana. Vivin tersenyum menerima ilmu dari bundanya itu.
Bu Ana: adek mau kerjakan tugas apa malam ini?
Vivin: ini soal, baru dua yang dijawab,
Bu Ana: kok belum selesai sayang
Vivin: susah soalnya, ndak ngerti adek bu
Bu Ana: emang ndak dijelaskan oleh gurunya,
Vivin: ndak ada do, kasih materi sedikit, tu kasihnya soal 15 buah
Bu Ana merasa tertantang kali ini, untuk mendampingi dan mengajar putrinya itu. Karena mata pelajarannya adalah Fisika. Bu Ana terbiasa mengajar materi IPA di SMP, tentu saja tidak begitu faham dengan pelajaran Fisika, karena Fisika SMA atau sederajatnya sudah tinggi penalaranya. Lagi pula bu Ana bukan background pendidikan Fisika.
Bu Ana mencoba untuk membuka pikiran untuk membantu putrinya menjawab soal-soal itu.
Bu Ana: ini materi GLBB ya dek
Vivin : gimana cara menjawabnya bu, adek ndak faham?
Bu Ana mulai memberikan pemahaman pada putrinya itu, dengan memulai pada arti dari meter persekon, “lima meter persekon itu apa adek tau artinya?” bu Ana mulai menjelaskan pada putrinya. Vivin terdiam. Bu Ana melanjutkan penjelasanya” Artinya setiap satu menit terjadi perpindahannya sejauh lima meter” Vivin menganguk- anguk mendengar penjelasan bundanya itu.
Vivin: bu soal ini lagi, gimana caranya
Bu Ana: tunggu sebentar, ibu ambil dulu, ada buku Fisika gasing. Buku itu menjelaskan tanpa mengunakan rumus.
Bu Ana membuka lemari buku di ruang belajar. Ia mencari-cari buku itu. dan akhirnya ketemu. Bu Ana membolak balik isi buku, berusaha mencari-cari penjelasan soal yang masih diingatnya. Ia merasa agak sulit mengungkapkan penjelasan kepada putrinya. Oleh karena itu Ia harus membuka buku itu.
Bu Ana mulai menjelaskan pada putrinya “Nah, ini dek, penjelasan dari soal itu. Maksud dari soal itu, pada menit keberapa si A dan Si B bertemu, ketika Ia sama sama berangkat dari arah yang berlawanan, dengan masing-masing kecepatan yang berbeda”
Bu Ana melanjutkan penjelasan pada putrinya itu ”Coba adek gambarkan dulu posisi A dan B pada sebuah garis bilangan, kemudian Si A dan B sama-sama bergerak, Si A bergerak tiga meter persekon dan si B bergerak dua meter persekon, nah jarak A dan B sepuluh meter. Selanjutnya dihitung, jadi tiga tambah dua sama dengan lima meter. Berarti satu detik pertama bergerak si A dan si B sudah menempuh jarak 5 meter. Pada detik ke dua mereka sudah menghabiskan sepuluh meter. Berarti pada detik ke berapa si A dan si B bertemu”? “pada detik ke dua“ jawab Vivin pada bundanya. “Ya begitu caranya”.
Pada soal berikutnya “eh ini ibu kurang faham juga gimana caranya nih” besok aja lagi nak, ibu mengantuk” Bu Ana menutup laptopnya diiringi oleh Vivin, Keletihan bu Ana daring di siang hari dan luring di malam hari dengan putrinya sangat melelahkannya. Apalagi ditambah dengan sambil mempersiapkan materi daring untuk besok paginya. “Ya Allah, cepatlah pandemi berlalu, biar anakku dan aku tidak merasa sulit lagi luring”
Pekanbaru, Kamis 13 Agustus 2020
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Luring dan daring; dilema yang selalu mengundang tanya. Salam literasi, sukses selalu.
terima kasih pak